substansi dan strategi dakwah islam periode mekkah

SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH                      ISLAM PERIODE MAKKAH   

                        



KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia rahmat hidayah-Nya, kegiatan penyusunan makalah dapat terlaksana dengan baik.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu kegiatan proses belajar-mengajar di SMA Negeri 2 Krakatau Steel, dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan yang bernuansa Islami. Makalah yang berjudul “Substansi dan Strategi Dakwah Islami periode Makkah”  ini berisikan tentang sejarah dan strategii dakwah Rasulullah SAW periode Mekah.  Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Suroji, S. Pd selaku pengajar yang telah memberikan kami bimbingan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini. Semoga Allah meridhoi kegiatan penyusunan makalah  ini dan memberikan manfaat bagi kita semua yang membacanya. Aamiin.



                                                                                                Cilegon, 03 April 2016                                                                                                                       Penyusun

                                                                                                      








Daftar Isi
KATA PENGANTAR
BAB 1
a.       Pendahuluan
b.      Rumusan masalah
c.       Tujuan
BAB II
a.       Teori / kajian
·         Masyarakat Arab Jahiliyah Periode Makkah
·         Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul
·         Substansi Dakwah periode Makkah
·         Strategi Dakwah periode Makkah
·          Hikmah Strategi Dakwah Rasulullah Periode Makkah
BAB III
a.       Penutup
·         Kesimpulan
·         Saran









BAB 1
PENDAHULUAN
            Saat ini banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana sejarah awal rasulullah saw sampai ia diangkat menjadi rasul. Serta sejarah bagaimana rasulullah menyampaikan/menyebarkan agama islam melalui dakwah-dakwahnya. Dalam menyampaikan dakwah – dakwahnya rasulullah banyak menggunakan berbagai macam strategi.
            Muhammad saw adalah nabi terakhir dan merupakan rasul ulul azmi.
Sekitar tahun 570 M, mekkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota di negeri arab,baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdangangan yang ramai menghubungkan yaman di selatan dan siria di utara. Dengan adanya ka’bah ditengah kota, mekkah menjadi pusat keagamaan arab. Didalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, hubal . Mekkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat arab pada masa itu mencerminikan realitas kesukuan masyarakat jazirah arab dengan luas satu juta mil persegi.
            Kota ini merupakan tempat pertama rasulullah saw menyebarkan agama islam dan menyampaikan dakwahnya sekaligus juga merupakan tempat kelahiran rasulullah nabi muhammad saw.

   RUMUSAN MASALAH
1.     Bagaimana strategi dan substansi dakwah rasullah saw pada periode mekah?
   TUJUAN
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejarah dakwah rasulullah periode mekah.






BAB II
TEORI / KAJIAN
A. Masyarakat Arab Jahiliyah Periode Makkah
Dalam bidang Agama, Bangsa Arab menyimpang dari ajaran agama Tauhid. Mereka ada yang memeluk agama Watsani (penyembah berhala), Yahudi, Nasrani, selain itu ada juga yang menyembah malaikat, bintang seperti yang dilakukan kaum Sabi’in, matahari, bulan, dan jin yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di luar Mekah.
Dalam bidang sosial-politik;
Ada dua bentuk sistem politik di dunia Arab;
1) kedaulatan politik diperintah oleh raja, seperti Kerajaan Yaman;
2) Tatanan politik kabilah yang menempatkan kepala masing-masing sebagai pemimpin.
            - Fanatisme golongan (kabilah), bila terjadi peperangan antar kabilah, yang kalah akan dijadikan budak oleh kabilah yang menang.
-  Merendahkan kedudukan perempuan
-  Kebiasaan buruk seperti berjudi, mabuk-mabukkan, berzina, mencuri, merampok dan membunuh bukan merupakan perbuatan yang salah.
Dalam bidang ekonomi, masyarakat Mekah menggantungkan kehidupan ekonominya pada perdagangan.
B. Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul
Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah.

            Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.

C. Substansi Dakwah periode Mekkah
Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut:
     a.    Keesaan Allah SWT
     b.    Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
     c.     Kesucian jiwa
     d.    Persaudaraan dan Persatuan
     
    Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hokum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Allah berfirman :

“Serulah kepada Allah atas dasar basyiroh, aku dan orang-orang yang mengikutiku. Maha suci Allah, aku tiada termasuk orang-orang musyrik “ ( Yusuf ;108 )”

D. Strategi Dakwah periode Mekkah
1. Dakwah secara diam-diam (sembunyi-sembunyi) selama 3-4 tahun
Dakwah ini dilakukan setelah beliau menerima wahyu (QS. Al-Mudatstsir/75: 1-6). Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil). Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:

-       Abdul Amar dari Bani Zuhrah
-       Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
-       Utsman bin Affan
-       Zubair bin Awam
-       Sa’ad bin Abu Waqqas
-       Thalhah bin Ubaidillah.

Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan d atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
2. Dakwah di kalangan keluarga
Setelah turun firman Allah swt QS. Asy-Syu’arā’/26: 214 yang artinya:
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat
beliau mengumpulkan keluarga beliau dan mengajak mereka untuk bertauhid kepada Allah swt dan meyakini bahwa beliau Rasul Allah”
Di antara mereka ada yang masuk Islam, sebagian menolak dengan kasar, ada pula yang menolak dengan lembut. Yang paling kasar penolakannya adalah paman beliau sendiri yang bernama Abu Lahab
3. Dakwah secara terang-terangan
Dakwah ini dilakukan setelah beliau menerima perintah Allah dalam QS. Al-Hijr/15:94.
Yang artinya:
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”
Beliau berdakwah dengan menyeru di bukit Shafā. Pada periode ini tokoh besar bangsa Quraisy telah masuk Islam, yaitu Hamzah, paman beliau dan Umar bin Khattab ra.
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:

1.   Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam.
2.   Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).
4. Dakwah kepada berbagai suku di sekitar Makkah
Sejak tahun kesepuluh dari kenabian, beliau berdakwah ke berbagai suku di sekitar Makkah. Di antara mereka yang bersedia masuk Islam terdapat beberapa orang Anshar di Madinah, pada mulanya jumlah mereka 6 orang, kemudian bertambah 12 orang dan disusul kemudian oleh 73 orang laki-laki dan 2  orang perempuan. Mereka inilah yang meminta Rasulullah dan para sahabatnya untuk berhijrah ke Madinah.
5.  Dakwah dengan cara rekruitment ( ad-da’wah ‘alal isthifa’ ).
Dari sekian banyak masyarakat quraisy, yang dibidik pertama rasulullah pada masa ini meliputi ; dari kalangan wanita istrinya sendiri Khadijah, dari kalangan remaja Ali bin Abi Thalib, dan dari kalangan pemuka dan tokoh masyarakat adalah Abu Bakar As-shidiq. Ketiga tokoh ini , memang menjdi titik strategis dalam menentukan perjalanan dakwah rasulullah berikutnya, terutama peran Khadijah yang mendukung total dakwah beliau dengan pertaruhan total seluruh harta dan jiwanya, dan peran Abu Bakar yang mampu melebarkan dakwah ke kalangan para elit quraisy.
6. Dakwah dengan memberdayakan kaum wanita.

Peran wanita di masa awal dakwah terus diberdayakan oleh rasulullah, karena kaum wanita sesungguhnya memiliki kekuatan dahsyat, bila ini diperdayakan untuk gerakan dakawah akan menghasilkan hasil yang sangat pesat. Pada konteks ini, yang menjadi titik sentral adalah peran Khadijah yang berhasil mendidik putri-putri Rasulullah , mendukung dakwah beliau. Peran kedua dijalankan oleh Asma binti Abu Bakar , yang menjadi pahlawan pada perjalanan hijrah beliau ke Madinah.
7. Dakwah difokuskan pada pembinaan aqidah.

Pembinaan aqidah pada masa awal risalah difokuskan di rumah salah seorang sahabat yang bernama Arqom bin Abil Arqom, di pinggiran kota Makkah. Inilah tempat pendadaran dan penggemblengan sejumlah sahabat utama rasulullah. Di rumah ini pulalah Umar bin Khattab diislamkan Rasulullah. Di rumah ini pula lah sahabat Mus’ab bin Umair dididik rasulullah, yang nantinya sahabat ini dipercaya rasullah membuka dakwah di kota Yastrib. Kemudian pada fase dakwah jahriyyah, point-point penting yang mendorong keberhasilan dakwah rasulullah,antara lain ;

· Dakwah dengan menggunakan media umum ( dakwah ‘ammah ).

Media – media umum yang bisa dipergunakan untuk dakwah tak luput dari perhatian rasulullah dalam menegakkan dakwah risalah. Pada masa ini yang perlu digaris bawahi adalah dipergunakannya momentum haji oleh rasulullah untuk dakwah, hingga berhasil bergabung dalam barisan dakwah beliau 12 orang dari suku Aus dan Khazroj dari Madinah pada musim haji. Pada musim haji berikutnya , 12 orang ini membawa 70 orang dari Madinah yang bersedia masuk Islam dan setia membela rasul dalam perjuangan dakwahnya. Peristiwa inilah yang dikenal dalam sejarah dengan sebutan Ba’aitul aqobah pertama dan Ba’aitul aqobah kedua.

· Dakwah dengan tulisan ( surat )

Rasulullah tidak meninggalkan peran dunia tulis menulis dalam dakwahnya, meskipun beliau ditakdirkan sebagai seorarng yang buta huruf, lewat para sahabatnya beliau menggunakan tulisan untuk menjangkau sasaran dakwah yang sangat jauh. Seperti beliau mengirim surat kepada para raja, untuk diajak beriman kepada Allah. Diantaranya yang berhasil masuk Islam adalah raja Najasi di Habasyah ( Ethiophia – Afrika ), yang dalam perjalanan dakwah Islam raja Najasyi kontribusinya tidak kecil. Kegiatan tulis menulis inilah yang dikemudian hari dikembangkan oleh para sahabat beliau dan para tabi’in untuk menyebarkan dakwah Islam ke seluruh pelosok dunia. Bahkan di kalangan sahabat dan tabi’in, hampir semua ulama meninggalkan karya yang bisa dibaca dan diwariskan pada generasi berikutnya.

E. HIKMAH STRATEGI DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH

a. Menyadari bahwa melalui sifat sabar, ulet, lemah lembut dan tidak merusak dalam menjalankan amar ma’ruf nahi munkar pasti akan mendapatkan pertolongan Allah SWT
b. Menyadari dan memahami bahwa seorang rasul hanyalah bertugas menyampaikan risalah dari Allah SWT.
c. Memahami bahwa Allah SWT pasti akan menguji seseorang yang akan terpilih menjadi utusan atau rasul-Nya. Oleh karena itu sangat wajar bila sesorang ingin menjadi pemimpin atau menduduki jabatan tertentu terlebih dahulu harus diuji.
d. Dapat mengambil contoh cara-cara berdakwah yang dilakukan nabi saw, yaitu sangat bijaksana, pandai menggunakan kesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa menimbulkan kebosanan. Seperti yang digambarkan dalam Surat an-Nahl : 125 sebagai berikut :
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk” (QS. An Nahl : 125)
e. Dapat meneladani Nabi SAW sebagai uswatun khasanah, artinya sikap dan amal perbuatan beliau sehari-hari adalah teladan yang baik, terutama terhadap ajaran Islam yang didakwahkannya, Firman Allah SWT :
Artinya : “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah” (QS. Al-Ahzab : 21 )






















BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola dakwah. Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama Allah, terhitung spektakuler. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan Islam, yang imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah menyebar ke seantero jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih 1.5 milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut. Bahasan di seputar keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang paling pantas kecuali merujuk pada warisan sunnah yang telah ditinggalkan manusia paling agung, yakni Muhammad Saw.
Dari perjalanan sejarah nabi dapat disimpulkan bahwa nabi muhammad saw,disamping sebagai pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin politik dan administrasi yang cakap.
           
SARAN
Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah Allah swt kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Substansi dan Strategi Dakwah Islam periode Makkah” ini dengan sekemampuan kami. Semoga para pembaca dapat mengambil hikmah dari makalah yang kami tulis ini. Namun kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan yang harus segera diperbaiki. Maka dari itu kami meminta kepada pembaca untuk menganalisis kembali makalah kami serta menambahkan hal-hal yang kurang dan memberikan saran dan kritik yang membangun agar dalam pembuatan makalah kedepannya kami bisa lebih berhati – hati serta memiliki banyak pengalaman dari pembaca.

Sumber:

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer